1. Bulan Januari
a. Shoogatsu.
Di Jepang bulan Januari disebut juga Shoogatsu (bulan pertama). Pada saat ini orang-orang di seluruh dunia merayakan datangnya tahun yang baru, tetapi bagi orang Jepang bulan pertama mengandung arti /makna yang sangat istimewa. Pada saat itu bertepatan dengan hari pertama dalam 1tahun dan merupakan saat yang tepat untuk mendoakan kebahagiaan dan kesehatan seluruh keluarga selama 1 tahun ke depan.
Para petani berdoa supaya panennya berhasil dan para nelayan berdoa agar hasil tangkapannya besar dan dapat bekerja dengan aman. Untuk berdoa banyak orang yang pergi ke kuil Shinto. Kegiatan tersebut disebut Hatsumoode (kunjungan ke kuil Shinto di hari pertama tahun baru). Anak-anak di Jepang sangat menantikan datangnya tahun baru,karena pada saat itu akan mendapatkan Otoshidama dari orangtua dan kerabat. Dengan Otoshidama tersebut mereka dapat membeli barang-barang yang mereka inginkan.
Kemudian untuk mengucapkan selamat tahun baru, mereka berkunjung ke rumah-rumah tetangga dan kerabat. Hal itu disebut Nenshi mawari (berkeliling untuk bersalaman). Untuk teman dan kerabat yang tinggal berjauhan mereka mengirimkan Nengajo sebagai ucapan selamat.
Permainan anak-anak di tahun baru yang dilakukan di dalam rumah diantaranya Karuta Tori (ambil kartu), Sugoroku (ular tangga) dan sebagainya. Sementara permainan di luar rumah diantaranya Hanetsuki (bulutangkis tradisional Jepang), Takoage (layang-layang),Koma mawashi (Gasing) dan sebagainya.
Makanan tahun baru yang biasanya disajikan antara lain Zooni (sop mochi) dan Osechi ryouri (makanan khusus tahun baru). Sebagai hiasan tahun baru, di kanan kiri pintu gerbang diletakkan Kadomatsu (paduan pohon pinus dan bamboo) dengan harapan agar Fuku no kami (dewa kebaikan) berkenan masuk ke dalam rumah. Selain itu, diatas pintu ditempelkan Shimenawa (tali jerami) yang mempunyai arti yang sama dengan kadomatsu. Sementara di dalam rumah diletakkan kagami muchi pada sebuah tempat bernama toko no ma (tempat menggantungkan hiasan) .
b. Seijinsiki
Di Jepang, saat seseorang sudah mencapai usia 20 tahun, sesuai hukum UU sipil, ia dinyatakan telah menjadi seijin (dewasa). Mereka yang telah dewasa diberi hak untuk ikut serta dalam politik dan kegiatannya di masyarakat semakin luas.
Seijin no hi (hari menjadi dewasa) dilaksanakan setiap hari senin kedua bulan Januari. Hari tersebut menjadi hari libur nasional untuk merayakan bergabungnya anak-anak muda yang baru menjadi orang dewasa. Pada hari tersebut, seluruh daerah di Jepang dilaksanakan seijinshiki (upacara hari menjadi dewasa).Anak-anak muda yang menghadiri upacara tersebut memakai baju-baju yang indah, terutama para wanitanya banyak yang memakai furisode (kimono yang indah).
2. Bulan Februari (Setsubun)
Setsubun adalah upacara melempar kacang kedelai untuk mengusir roh jahat. Pada malam tanggal 3 bulan Februari, setiap rumah di Jepang melemparkan kacang kedelai sambil mengucapkan “Fuku wa uchi, oni wa soto” (roh baik masuk, roh jahat keluar). Inilah yang disebut perayaan setsubun yang juga dilaksanakan di kuil Shinto. Sementara upacara untuk mengusir hal-hal buruk dan mendatangkan nasib baik dengan mengundang fuku no kami (dewa kebaikan)dilaksanakan pada tanggal 4 nya atau disebut Risshun.
3. Bulan maret
a. Hina matsuri (festival anak perempuan)
Hina matsuri dirayakan setiap tanggal 3 Maret. Hinamatsuri adalah upacara untuk memohon keselamatan dan kesehatan bagi anak perempuan hingga ia dewasa. Pada hari tersebut, orang-orang yang mempunyai anak perempuan meletakkan hiasan boneka tradisional Jepang. Boneka-boneka tersebut diletakkan pada 5 buah anak tangga yang dihiasi karpet merah. Tangga paling atas, diletakkan boneka kaisar dan permaisurinya, di tangga kedua diletakkan boneka 3 pembantu kaisar, di tangga ketiga diletakkan boneka para pemain musik dan di tangga keempat diletakkan 2 buah boneka menteri (kiri dan kanan), sementara di tangga paling bawah diletakkan hiasan tambahan. Pada hari tersebut, anak-anak perempuan memakai pakaian yang indah, orang-orang menghiasi rumahnya dengan bunga persik dan mereka makan Hishimochi dan minum Shirozake.
b. Shotsugyou shiki (wisuda)
Karena kalender pendidikan di Jepang berlangsung dari bulan April-Maret, maka pada bulan Maret seluruh sekolah di Jepang melaksanakan shotsugyou shiki (wisuda). Para pelajar/mahasiswa menerima ijasah dan bersiap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan mulai bersiap memasuki dunia kerja.
4. Bulan April
a. Nyuugaku. Nyuusha
Di Jepang, kalender pendidikan (awal sekolah) dan kalender pembukuan perusahaan dimulai pada bulan April. Awal masuk sekolah disebut Nyuugaku, sedangkan para siswa yang baru masuk ke sekolah tersebut disebut shinyuusei (murid baru). Upacara penerimaan siswa baru biasanya bersamaan dengan masa-masa dimana bunga sakura sedang berkembang. Perusahaan-perusahaan pun mengadakan upacara penerimaan untuk para pegawai yang baru bergabung. Para pegawai baru tersebut mendengarkan sambutan presdir mereka dengan khidmat, meskipun sedikit cemas dengan dunia kerja yang baru mereka masuki.
b. Hanami
Hanami adalah kegiatan melihat bunga sakura. Karena bunga sakura merupakan bunga khas negara Jepang, dengan hanya mengatakan (Hanami) saja, semua orang akan langsung tahu bahwa yang dilihat pastilah bunga sakura.
Sakura adalah jenis bunga yang berkembang di seluruh pohon sakura, tetapi karena ciri khas bunga ini adalah mekar sebelum daun mudanya tumbuh, maka saat semua bunga mekar, seluruh pohon akan tertutupi hanya oleh bunga-bunga saja. Dan hal tersebut menjadi sebuah pemandangan yang indah untuk dinikmati setelah musim dingin yang panjang dan musim semi datang, semua orang sangat menantikan mekarnya bunga sakura.
Kemudian orang-orang bersama keluarga, teman sejawat ataupun sahabat akan bersama-sama duduk dibawah pohon sakura yang sedang berbunga sebelum makan, minum ataupun berkaraoke. Hal seperti itu berlangsung di setiap daerah di seluruh Jepang dan merupakan kesenangan terbesar orang Jepang dalam 1 tahun kehidupan.
5. Bulan Mei
a. Kodomo no hi
Kodomo no hi (hari anak nasional) jatuh pada tanggal 5 Mei. Dulu hari anak nasional ini disebut dengan Tango no sekki yang berarti hari anak perayaan untuk anak laki-laki. Sekarang ini hari anak nasional menjadi hari perayaan baik untuk anak laki-laki maupun untuk anak perempuan, dan merupakan hari untuk mendoakan anak-anak agar tumbuh besar dan sehat.
Pada hari ini di setiap rumah (yang mempunyai anak-anak) dikibarkan koinobori (bendera berbentuk ikan koi). Di dalam rumah dipasang hiasan topi baja dan boneka samurai, serta disajikan chimaki dan kashiwamochi.
b. Haha no hi
merupakan hari untuk berterima kasih pada ibu, yang dirayakan dari hari minggu kedua bulan Mei. Perayaan hari ibu berawal di Amerika pada tahun 1908 dan mulai populer di Jepang setelah perang dunia kedua. Pada hari ini anak-anak memberikan kado pada ibunya sebagai ucapan terima kasih.
6. Bulan Juni [Chichi no hi (hari ayah)]
Hari untuk berterima kasih pada ayah yang telah menjaga dan bekerja keras untuk keluarganya. Hari ini diperingati di hari minggu ketiga bulan Mei. Sebelumnya hanya ada hari ibu, namun untuk mengimbanginya pada hari ini pun anak-anak memberikan kado pada ayahnya sebagai ungkapan terimakasih.
7. Bulan Juli
a. Tanabata
Festival ini dirayakan pada setiap tanggal 7 Juli, dimana berdasarkan dongeng masyarakat Cina bahwa malam itu adalah saatnya bertemunya bintang Altair dan bintang Vega yang hanya bisa bertemu setahun sekali di galaksi bimasakti. Masyarakat Jepang percaya bahwa bila kita menuliskan keinginan kita di sebuah kertas kecil kemudian mengikatnya di atas tangkai bambu, maka permohonan atau keinginan tersebut akan terkabul. Karena itu, pada saat ini banyak anak-anak yang menuliskan berbagai keinginan di atas kertas kecil dan mengikatnya pada batang bambu. Setelah perayaan tanabata selesai, kemudian batang bambu tersebut dihanyutkan di sungai
b. Ochugen
Dirayakan pada setiap tanggal 15 Juni menurut kalender Cina. Awalnya perayaan ini merupakan tradisi agama Tao di Cina, yang bertujuan mendoakan kesehatan dan keselamatan setelah menjalani setengah tahun perjalanan. Tetapi setelah agama Tao berubah menjadi agama Budha, perayaan ini berubah menjadi festival persembahan sesajen (yang berupa makanan) bagi Budha dan saat untuk mendoakan arwah keluarga yang sudah meninggal. Di masa sekarang, orang-orang merayakan hari ini sebagai hari untuk memberikan sesuatu pada mereka yang telah banyak membantu selama setengah tahun ini.
8. Bulan Agustus
a. Liburan musim panas
Pada bulan agustus, seluruh sekolah di Jepang, dari mulai SD – SMA memasuki masa liburan selama 1 bulan. Mereka bisa menghabiskan masa liburan sebebas-bebasnya. Namun begitu, pada liburan ini sekolah tetap memberikan tugas pada siswa-siswinya, sehingga bagi mereka yang hanya bermain saja, akan merasa kesulitan kalau masa liburannya selesai. Seperti juga di Indonesia, liburan panjang ini dilaksanakan menjelang ajaran baru
b. Obon
merupakan perayaan agama Budha, yang dilaksanakan setiap tanggal 15 Juli menurut kalender Cina dan disebut juga Urabon. Pada malam tanggal 13 Juli, orang-orang membuat api dengan membakar batang-batang pohon untuk menyambut roh, kemudian pada tanggal 16 kembali membakar batang-batang lagi untuk mengantarkan para roh pulang ke tempatnya.
Pada saat ini perusahaan-perusahaan diliburkan untuk memberikan kesempatan pada para pegawai yang bekerja di kota agar dapat pulang kampung merayakan festival obon. Dengan liburan ini transportasi sangat padat sama seperti saat perayaan tahun baru. Sementara di desa-desa diadakan bon odori (tarian obon) yang dilakukan untuk menghibur roh-roh keluarga yang datang serta untuk mempererat tali persaudaraan orang-orang yang tinggal di tempat tersebut.
9. Bulan September
a. Tsukimi (melihat bulan)
Dirayakan setiap tanggal 15 Agustus menurut penanggalan Cina (bulan September kalender masehi) dan disebut Chuushuu no meigetsu (bulan purnama di pertengahan musim gugur) karena merupakan bulan purnama yang paling indah dalam 1 tahun. Pada saat ini, orang-orang melakukan kegiatan “menatap bulan” (tsukimi) sambuil menyajikan susuki (bulir bunga rerumputan) dan dango (kue bola) karena mereka menatap bulan sambil makan dango, maka festival ini disebut tsukimi dango.
b. Aki matsuri
Dari bulan September-Oktober, setiap daerah di seluruh Jepang melaksanakan perayaan musim gugur. Perayaan ini dilaksanakan di kuil Shinto untuk berterimakasih pada dewa atas hasil panen pada musim gugur. Orang-orang merayakannya dengan mempersembahkan padi dan hasil bumi lainnya untuk kuil Shinto. Di halaman kuil tersebut, mereka pun menari sambil membawa usungan. Tarian tersebut pun mereka persembahkan untuk para dewa. Sementara di dalam rumah, orang-orang membuat berbagai masakan lezat dan merayakan festival tersebut dengan makan bersama.
10. Bulan Oktober
Bulan Oktober bertepatan dengan musim gugur. Bulan ini disebut juga dokusho no aki (musim membaca buku), shokuyoku no aki (musimnya nafsu makan) dan supootsu no aki (musim olahraga).
Seluruh sekolah di Jepang melaksanakan pesta olahraga dengan mengadakan berbagai macam pertandingan antar 2 kelompok (merah dan putih). Selain sekolah, di daerah-daerah pun banyak warga yang melaksanakan pesta olahraga sendiri. Dan dalam kalender Jepang masa ini, tepatnya tanggal 8 Oktober, diperingati sebagai hari olahraga (taiku no hi).
Pada tanggal 15 Oktober, dilaksanakan festival shichigosan yaitu festival untuk merayakan kesehatan anak laki-laki yang berumur 5 tahun dan anak perempuan yang berumur 3 dan 7 tahun. Pada saat ini anak-anak berziarah ke kuil Shinto untuk berterimakasih pada dewa karena sudah berumur 7, 5 dan 3 tahun. Umur 3 dan 5 tahun adalah batas umur bayi dan balita, sementara umur 7 tahun adalah batas umur anak dan remaja, yang dari sejak itu mereka harus dipersiapkan untuk menjadi orang dewasa.
12. Bulan Desember
a. Oseibo
merupakan persalaman akhir tahun dengan cara memberikan hadiah pada orang-orang yang telah banyak membantu selama setahun ke belakang. Kebiasaan ini sama dengan perayaan ochuugen pada musim panas dan oseibo pada musim dingin, yang juga memberikan hadiah pada orang-orang yang telah banyak membantu.
b. Boonenkai (pesta akhir tahun)
Pada akhir tahun para pegawai perusahaan dalam satu perusahaan mengadakan pesta akhir tahun. Mereka berkumpul bersama sambil makan dan minum menghilangkan stress sehingga mereka bisa bekerja lebih baik pada tahun yang akan datang.
c. Oomisoka
Oomisoka dirayakan pada akhir tahun , dari malam tanggal 31 Desember pukul 12 malam sampai tanggal 1 Januari .Mereka merayakannya sambil makan Shitokoshi soba, yaitu sejenis mie yang dipercaya bisa membuat orang yang memakannya panjang umur.
Pada saat ini pun petugas di kuil Budha membunyikan lonceng sebanyak 108 kali sebagai tanda permohonan agar dosa-dosa semua orang selama tahun dihapuskan. Pada beberapa kuil para pengunjung pun ada yang diijinkan membunyikan lonceng tersebut
0 komentar:
Posting Komentar