THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 20 November 2011

Teori Kepemimpinan




A. Pengertian Kepemimpinan

        Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

      Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.

     Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

     Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :
1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan
mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki
(H. Abu Ahmadi, 1999:124-125)
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs & Jacques, 1990, 281)
4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
(Slamet, 2002: 29)
5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
(Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)
6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)
7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
( Ngalim Purwanto ,1991:26)

      Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.

B. TEORI KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN

1. Teori Otokratis dalam Kepemimpian Pemerintahan
         Teori otokratis adalah teori bagaimana seorang pimpinan pemerintahan dalam menjalankan tugasnya bekerja tanpa menerima saran dari bawahan, perintah diberikan dalam satu arah saja artinya bawahan tidak diperkenankan membantah, mengkritik, bahkan bertanya.

2. Teori sifat dalam kepemimpinan pemerintahan
        Teori sifat adalah teori yang mengatakan bahwa kepemimpinan tercipta dari seseorang berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki seseorang tersebut, berarti yang bersangkutan sudah sejak lahir memiliki ciri-ciri untuk menjadi pemimpin. 

3. Teori Manusiawi dalam Kepemimpinan Pemerintahan
        Teori ini adalah teori yang pemimpinnya benar-benar merasakan bawahannya (baik rakyat maupun staf) sebagai manusia yang dapat dimotivasi kebutuhannya sehingga menimbulkan kepuasan kerja, untuk itu teori ini berkaitan dengan teori motivasi.

4. Teori Perilaku Pribadi
       Teori ini merupakan teori dimana pemimpin melakukan pendekatan pada bawahan melalui cara-cara formal yang tidak resmi, dengan begitu perintah biasanya dilakukan secara lisan dan bukan tertulis.

5. Teori lingkungan
       Teori ini memperhitungkan ruang dan waktu, berbeda dengan teori sifat yang mengatakan pemimpin itu dilahirkan (leader is born) maka dalam teori ini pemimpin dapat dibentuk. Yang dimaksud dengan ruang adalah tempat lokasi pembentukan pemimpin itu berada, misalnya diwaktu kecelakaan pesawat maka pilot begitu dibutuhkan, disuatu lokasi kerumunan masa maka seseorang yag bersuara keras akan dapat lebih didengar. Yang disebut dengan waktu adalah saat yang tepat ketika bentukan pimpinan pemerintahan itu terjadi atau dipertahankan, misalnya di Irak yang sering melakukan invansi atau diserbu pihak lain maka rakyat membutuhkan seorang pemberani seperti Saddam Husain untuk cukup lama jadi presiden. 

6. Teori situasi
      Teori ini merupakan teori dimana pemimpin memanfaatkan situasi dan kondisi bawahannya dalam kepemimpinannya yaitu dengan memperhatikan dukungan (supportif) dan pengarahan.

7. Teori pertukaran 
      Teori pertukaran dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori dimana pemimpin pemerintahan dalam mempengaruhi bawahnnya memakai strategi take and given yaitu sebagai berikut:
Ketika atasan hendak memberikan perintah maka selalu diutarakan bahwa bila berhasil akan dinaikkan gaji, atau sebaliknya sebelum penerimaan suatu honor lalu pemimpin mengutarakan bahwa selayaknya bawahan bekerja lebih rajin, dengan demikian akan menjadi bawahan yang tahu diri.

8. Teori Kontingensi
 Adalah teori yang berpatokan pada tiga hal yaitu hubungan atasan dengan bawahan (leader member relation), struktur/orientasi tugas (task struktur) dan posisi/wibawa pemimpin (leader position power) yang dikemukakan oleh Fred Fiedler (1976) dalam bukunya A Theory of Leadership Effective.

C. IMPLEMENTASI TEORI SIFAT KEPEMIMPINAN

      Teori Sifat Kepemimpinan, juga disebut Traith Theory. Teori sifat ini beracu terhadap pandangan sifat-sifat, watak-watak dan karakter yang dimilik oleh seorangindividu. Sifat merupakan bawaan yang mempengaruhi segala tingkah laku, perbuatan serta tindakan dalam mengambil suatu keputusan. Dengan demikian penganut teori sifat ini memandang pentingnya sifat manusia dalam kepemimpinan. Seperti yang dikatakan para pendukung teori sifat bahwa munculnya teori ini diperkuat dengan adanya asumsi-asumsi dasar sebagai berikut :
1. Setiap individu memiliki watak atau sifat yang melekat pada dirinya.
2. Sifat-sifat individu tersebut dapat mempengaruhi image orang lainn atas individu tersebut.
3. Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai, ciri yang dimiliki oleh pemimpin  
  Tersebut.
 
       Dengan sifat yang melekat pada seorang pemimpin akan menimbulkan pandangan atau kesan pada bawahan bahwa seorang pemimpin tersebut mempunyai sifat yang baik sehingga menimbulkan kesan yang positif, dan sebaliknya sifat yang buruk dari seorang pemimpin menimbulkan kesan yang tidak baik dimata bawahannya. Pandangan yang muncul selain membentuk presepsi bawahan tentang pemimpinnya, juga akan mempengaruhi respon bawahan terhadap sikap, tindakan dan keputusan pemimpin. Apabila pandangan yang terbentuk positif kemungkinan besar maka respon bawahannya juga positif. Sifat positif seorang pemimpin juga akan menjadi contoh dan akan diikuti oleh bawahan, sehingga apa yang diperintahkan oleh pemimpin akan dilakukan oleh bawahan sehingga tugas tugas dapat berjalan secara lancar dan tercapai tujuannya. Sedangkan image yang negatif akan menuntun bawahan cenderung dan tindakan.

       Dengan demikian sifat psikologis hanya akan diketahui dengan mengamati tingkah laku sehari-hari. Sifat psikologis dapat mempengaruhi image yang tetap, artinya persepsi yang diperoleh melalui pengetahuan seseorang akan sifat-sifat tersebut lebih lama setelah mempelajari kepribadian seseorang. Oleh karena itu jika pandangan sifat menurut psikologisnya negatif maka akan sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengubah pandangan menjadi sifat yang positif.

0 komentar: